Pemerintah telah mengumumkan penghentian resmi Proyek Hot Backup Satellite (HBS), yang merupakan inisiatif Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Satgas Bakti Kominfo, Sarwoto Atmosutarno, yang juga memberikan alasan di balik keputusan tersebut. Proyek HBS ini awalnya direncanakan sebagai langkah cadangan dalam hal terjadi anomali pada satelit Satria-1 yang sedang dikerjakan.
Pada tahun 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika memulai pengadaan proyek satelit HBS dengan Badan Layanan Umum (BLU) Bakti sebagai pelaksananya. Total nilai proyek ini mencapai Rp 5,2 triliun, yang menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga ketangguhan infrastruktur komunikasi nasional.
Namun, dengan berita gembira datang pada bulan Juni 2023 ketika satelit Satria-1 berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, kebutuhan untuk satelit HBS sebagai langkah cadangan menjadi berkurang. Oleh karena itu, Sarwoto mengumumkan bahwa anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk proyek HBS akan direalokasikan untuk memprioritaskan perluasan dan peningkatan akses serta konektivitas digital di seluruh negeri. Keputusan ini mencerminkan pentingnya pemanfaatan sumber daya finansial yang terbatas untuk mencapai target-target inklusi digital, sesuai dengan visi Bakti dan pemerintah dalam memajukan sektor teknologi informasi dan komunikasi nasional.
Kominfo Menerima Rekomendasi Terkait Governance
Menurut Sarwoto, dalam menjalankan tugasnya yang melibatkan memberikan arahan serta rekomendasi kepada Bakti, Satgas Bakti Kominfo telah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengakhiran lebih awal kontrak Hot Backup Satellite (HBS). Keputusan ini diambil setelah pertimbangan yang mendalam mengenai aspek-aspek yang sangat penting, seperti urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional yang berhubungan dengan satelit Satria-1 yang telah berhasil diluncurkan.
Sarwoto menjelaskan bahwa Satgas Bakti Kominfo menerima dan memberikan rekomendasi terkait aspek-aspek tata kelola (governance), risiko (risk), dan kepatuhan (compliance) terhadap pengakhiran kontrak hot backup satellite. Rekomendasi ini diajukan oleh Direktur Utama Bakti, Fadhilah Mathar, pada tanggal 19 Oktober 2023.
Selain itu, Satgas juga memastikan bahwa manajemen Bakti telah secara cermat mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan kebutuhan layanan internet di berbagai lokasi layanan publik. Mereka juga berkoordinasi dengan Kemitraan Nusantara Jaya dalam proses pengakhiran proyek ini.
Sebagai informasi, pada tanggal 11 Maret 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengumumkan bahwa Kemitraan Nusantara Jaya adalah pemenang tender proyek Hot Backup Satellite (HBS). Kemitraan Nusantara Jaya merupakan sebuah konsorsium yang terdiri dari PT Satelit Nusantara Lima, PT DSST Mas Gemilang, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera.
Sarwoto sangat menegaskan pentingnya Bakti untuk memastikan bahwa tidak ada kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS ini. Selain itu, dia juga menyoroti urgensi fokus pada satelit Satria-1 yang akan menjadi proyek yang sangat mendesak dan menuntut perhatian lebih lanjut. Peluncuran operasional awal Satria-1 dijadwalkan akan dilakukan pada awal tahun 2024, sehingga prioritas saat ini adalah memastikan kesuksesan pelaksanaannya. Satelit Satria-1 akan memiliki peran penting dalam kapasitas space segment dan ground segment, sehingga konsentrasi dan pengalokasian sumber daya yang optimal adalah kunci kesuksesannya.
Satgas Bakti Kominfo adalah sebuah satuan tugas yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 472 Tahun 2023. Tugas utamanya adalah untuk mempercepat penyelesaian serta optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan informasi yang ada di Bakti Kominfo. Ini mencakup peran penting dalam mengawasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi, seperti penyediaan akses internet di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), pembangunan Base Transceiver Station (BTS), implementasi jaringan serat optik Palapa Ring, serta penyediaan satelit HBS dan pengoperasian satelit Satria-1.